Home » Mitos » Beringin Putih dan Kisah Mistisnya
Beringin Putih dan Kisah Mistisnya
Minggu, 16 Oktober 2016
Sebuah mitos merupakan upaya untuk mengungkapkan beberapa aspek kehidupan yang tidak dapat dengan mudah diungkapkan dalam kata-kata logis diskursif (Karen Armstrong -Compasion)
Membuka halaman demi halaman buku ini dan membaca rangkaian kata demi kata maka dengan sembrono kita dapat menyimpulkan bahwa ini adalah buku yang bercerita tentang mitos-mitos seputar Gn Merapi yang tersohor itu. Sudah sejak dahulu kala dan juga sudah dikenal luas mitos-mitos tentang Gn Merapi , yang merupakan salah satu gunung berapi paling aktif di dunia dan memegang peranan penting sebagai salah satu poros kosmis Keraton Jogjakarta Hadiningrat.
Memang buku ini bercerita tentang Beringin Putih. Tanaman yang anehnya bisa tumbuh di pertigaan Desa Kinahrejo yang terletak di daerah pegunungan dan Batu Gajah, seonggok batu yang berbentuk seperti gajah jika dilihat dari arah Utara maupun Timur dan dipercaya terdapat banyak pusaka di dalamnya. Tetapi jika kita menyimak rangkaian cerita-cerita di dalamnya yang memang tidak panjang. (Buku ini menjadi tebal karena ada versi cerita yang sama dan ditulis lagi dalam Bahasa Perancis, Inggris dan Jepang) Maka kita akan menemukan kearifan yang luar biasa
Rangkaian cerita yang boleh anda sebut mitos sedang memaparkan sebuah kebajikan purba yang diturunkan dari generasi ke generasi. Bercerita tentang manusia-manusia yang mencintai sang gunung dengan sapaan akrab namun penuh hormat eyang. Dihadapan warga Kinahrejo dan desa-desa lain disekitar puncak Merapi , gunung ini merupakan setiap tarikan nafas hingga ayunan langkah, terutama bagi Mbah Marijan atau Raden Ngabehi Surakso Hargo, juru kunci Gn Merapi yang wafat 26 Oktober 2010 karena awan panas Merapi.
Mbah Marijan yang juga merupakan tokoh penting dalam buku ini selalu menyebut dirinya orang bodoh “saya ini orang bodoh”, begitu katanya. Sebuah ungkapan kerendah-hatian bermakna dalam yang kemudian dijelaskan oleh beliau sendiri “Kalo orang pinter diberi satu, akan minta dua. Tetapi orang bodoh kalau diberi satu, akan disyukuri”. Mbah Marijan pula yang menunjukkan kekuatan yang luar biasa akan kebenaran. Ketika warga dusun Kinahrejo diminta untuk turun, beliau tetap bertahan yang mana tampaknya mempengaruhi warga Dusun Kinahrejo dan dusun-dusun lainnya di sekitar Gn Merapi untuk menolak ketika akan “diminta” pindah dengan alasan tempat tinggalnya yang termasuk daerah berbahaya tetapi hanya merupakan akal-akalan kaum pemodal tak beretika
Kekukuhan beliau akan kebenaran mengakibatkan intimidasi jahat merebak tentang diri Mbah Marijan. Salah satu tugas beliau untuk menjaga upacara labuhan dengan semena-mena dikatakan sebagai bagian dari pemujaan setan. Bahkan kematian beliau yang terjadi jauh setelah buku ini ditulis dirayakan sebagai momentum matinya kepercayaan jahiliah yang jahanam. Mereka yang picik dan buta hatinya, mereka yang lebih mudah mengkafirkan orang lain daripada melihat kekafiran didalam hati mereka tidak akan pernah bisa mengerti bahwa tidak ada kematian yang lebih indah daripada kematian bersama dengan yang dicintai.
Maka sekali lagi buku cerita tentang kelahiran kembali beringin putih ini bukanlah sebuah buku tentang mitos belaka. Melainkan sebuah buku yang menggaungkan aspek-aspek kehidupan yang tidak mudah dibicarakan dan mengkristal menjadi kebijaksanaan. Kebijaksanaan dalam kisah tentang manusia Gunung Merapi.
Tentang pohon beringin putih yang menjadi symbol perlawanan, menetang siapa saja yang akan mencabut mereka dari persatuannya dengan Gunung Merapi -Rm Sindhunata S.J